TNews – Tiga kampung yang tersebar di dua distrik kecamatan Kabupaten Boyolali, terkena dampak dari hujan abu yang berkisar dari ringan hingga sedang. Ini semua terjadi sebagai akibat dari letusan Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta pada hari Rabu, 8 Januari 2023
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Widodo Munir, erupsi Gunung Merapi mulai erupsi pada pukul 07.10 WIB. Awan panas yang mengarah ke Sungai Boyong Magelang memberikan dampak pada tiga kampung di Boyolali.
Erupsi Gunung Merapi memunculkan gejolak abu yang diterbangkan angin menuju timur. Meskipun arus lahar yang dihasilkan menuju Kali Boyong Magelang.
Tiga kampung di Boyolali yang terpengaruh oleh hujan abu, masing-masing adalah Desa Sruni yang terletak di Kecamatan Musuk, Sangup, dan Mriyan yang berada di Kecamatan Tamansari dengan tingkat dampak berkisar dari sedang hingga ringan. Walaupun demikian, masyarakat masih dapat melakukan kegiatan seperti biasa karena letusan hanya terjadi sekali dan tidak berulang-ulang.
Gunung Merapi Erupsi
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) D.I. Yogyakarta, saat ini status Gunung Merapi masih dalam kondisi siaga.
Sementara itu, BPBD Boyolali segera mengirimkan bantuan berupa ribuan masker untuk tiga kampung yang terpengaruh oleh hujan abu. Hal ini sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan hujan abu yang berlanjut dan mengarah ke Musuk dan Tamansari di Boyolali.
“Kami menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, namun tetap waspada. Pasalnya, daerah Boyolali, khususnya letusan erupsi diperkirakan akan mengarah ke barat daya, terutama menuju Sungai Boyong Magelang,” ujar Widodo.
Masyarakat Masih Beraktivitas Seperti Biasa
Ngatiyem (45), salah satu penduduk Desa Sangup Tamansari Boyolali, menceritakan bahwa hujan abu datang dengan cepat dan melanda wilayah Desa Sangup sekitar pukul 07.30 WIB. Abu membanjiri lahan pertanian yang sebagian besar dipenuhi tanaman sayuran.
“Penduduk setempat pun bersiap untuk membersihkan tanaman sayuran seperti cabai, kembang kol, dan sebagainya. Hal ini agar tidak merusak kualitas tanaman karena dampak dari hujan abu,” tuturnya.
Rukimin (50), seorang warga Desa Sangup mengatakan bahwa hujan abu dari erupsi Gunung Merapi tiba-tiba turun pada pukul 07.30 WIB. Hujan abu menyapu lahan pertanian yang ditanami sayuran, jalan, serta rumah-rumah warga.
Warga Sangup dan Mriyan yang berada di Kecamatan Tamansari, tidak membiarkan hujan abu menghalangi aktivitas mereka. Mereka masih pergi ke ladang seperti biasa dan anak-anak masih melanjutkan kegiatan belajar di sekolah.