Impor minyak sawit India di bulan Januari 2023 turun 31 persen dari bulan Desember 2022, ke tingkat terendah dalam beberapa bulan terakhir.
Reuters memberi tahu, keadaan tersebut diakibatkan terpangkasnya diskon harga minyak sawit, sehingga mendesak pengusaha bergeser serta tingkatkan pembelian minyak kedelai serta minyak bunga matahari dibanding minyak sawit.
“Pengurangan impor minyak sawit oleh India, importir minyak nabati terbanyak di dunia, bisa membebani harga minyak sawit Malaysia namun menunjang minyak kedelai serta menolong Rusia serta Ukraina merendahkan stok minyak matahari mereka,” tulis Reuters dilansir Pekan( 5/ 2).
5 industri asal India memperkirakan, impor minyak sawit India pada Januari 2023 turun jadi 770. 000 ton, terendah semenjak Juli 2022.
“Diskon minyak kelapa sawit turun. Pembeli bergeser ke minyak kedelai serta minyak bunga matahari,” kata Kepala Eksekutif Sunvin Group, Sandeep Bajoria.
Diskon minyak kelapa sawit untuk importir sudah menurun jadi kurang dari USD 300 per ton, dari setinggi USD 500 pada Desember kemudian.
Adapun India saat ini lagi mengecek apakah terdapat kebutuhan untuk menaikkan pajak impor minyak sawit. Bagi sumber pemerintah, pertimbangan tersebut selaku bagian dari upaya negeri importir minyak nabati terbanyak dunia ini untuk menolong jutaan petaninya yang kesusahan akibat harga biji minyak yang lebih rendah.
“Kami sedang melalui proposal buat mengembalikan bea masuk kelapa sawit mentah serta menaikkan bea RBD( Refined, Bleached, Deodorized). Kami hendak senantiasa mencermati kepentingan petani serta konsumen,” kata sumber pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya, dilansir dari Reuters.
Mengurangi Impor Sawit Dari Indonesia
Selaku importir terbanyak minyak nabati, India jadi langganan impor minyak sawit Indonesia. Tetapi, India saat ini mulai kurangi ketergantungan impor mereka.
Pada November 2022, Badan Pusat Statistik( BPS) mencatat terdapatnya penyusutan ekspor komoditas unggulan Indonesia salah satunya yakni minyak sawit.
“Untuk komoditas minyak kelapa sawit dan batu bara diakibatkan karena penyusutan volume, sebaliknya gas alam diakibatkan karena penyusutan harga di tingkatan global,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah disaat konferensi pers, Kamis( 15/ 12/ 2022).
Ekspor komoditas kalangan lemak serta minyak hewani/ nabati( HS 15) pada bulan November kemudian anjlok USD 577, 6 juta dibandingkan Oktober 2022. Penyusutan ekspor komoditas non migas terbanyak terjalin di pasar India, ialah pada November kemudian tercatat terpangkas USD 501, 4 juta.